Minggu, 18 Desember 2016

Kegiatan Riyadhoh Santriwan

Riyadhoh adalah salah satu bentuk pengaplikasian yang nyata dari Tauhid dalam rangka musahabah diri (renungan / koreksi diri), dimana secara berkala hijrah dari zona nyaman beralih sementara menuju zona seadanya yang cenderung prihatin untuk lebih bisa memaknai bagaimana dan seperti apa hakikat hidup itu sendiri serta untuk lebih bisa bersyukur dan selalu bersyukur dan tawadhu' terhadap apa apa yang menjadi titipan dari Alloh SWT yang sering kali dapat melalaikan.





Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Bidayatussalikin

NO
JABATAN
NAMA
1.
Pembina dan Pengasuh
KH. Abdullah Deny Setiawan Wayoi, SE,M.Pd.
2.
Pengawas
Drs. Sadewo Tri Lastiono
3.
Ketua
Ust. Muhammad Abdillah Al Ghifari
4.
Sekretaris
Ustzh Rr. Arifah Kusumaningsih, SKM
5.
Bendahara
Ustzh Tika Kusuma
6.
Pengajar
Ust. Marjuki
7.
Pengajar
Ust. Nuzul Rohmat
8.
Pengajar
Ust. Darusalam
9.
Pengajar
Ust. Anwar
10.
Pengajar
Ust. Muzani
11.
Pengajar
Ustdz Nabila Caliesta Putri
12.
Asesor
Ustzh Tri Nugrahita Ida Fitri, S.Pd.
13.
Konselor
KH. Abdullah Deny Setiawan Wayoi, SE,M.Pd.
14.
Konselor
Ustzh Tri Nugrahita Ida Fitri, S.Pd.
15.
Konselor
Ustzh  Rr. Arifah Kusumaningsih, SKM
16.
Tim Medis
dr. Friska Nurmaya
17.
Tim Medis
dr. Afandi Amrullah
18.
Pembantu Musyrif
Djaelani Yopie Endrawan
Andri Ismoyo
Akmal adiyatma
19.
Pembantu Musyrifah
Sumarah Nur 
Umi Kalsum
20.
Korlap
Taufiqurahman, S.Ei

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Bidayatussalikin

Sejarah berdirinya pondok ini ditandai dengan berdirinya suatu perkumpulan pengajian dzikir yang diikuti oleh berbagai kalangan. Baik dari anak-anak, remaja dan orang-orang tua. Mereka berkumpul bersama dalam suaru kecil yang terbuat dari bambu. Surau itu terletak diatas sungai dan diberi nama Dzikrullah at-Taqwa. Majelis tersebut berlokasi di Dusun Jati Rejo Rt. 03, Rw. 21, Kelurahan Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
Fungsi utama dari surau tersebut adalah sebagai sarana pembelajaran ilmu-ilmu agama. Meski bersifat plural, namun pembelajaran ini terarah dan berkesinambungan. Disamping, kegiatan pembelajaran ilmu agama, majelis ini juga dilengkapi dengan kegiatan seni bela diri dan ilmu pengobatan syari’ah.
Seiring waktu, anggota dari majelis itu semakin banyak, sehingga sarana yang ada tidaklah dapat mencukupi kapasitas anggota majelis tersebut. Oleh karena itu, dengan dukungan serta do’a dari para pengurus dan santri juga donatur, maka majelis ini mengepakkan sayapnya, berkembang menjadi pondok pesantren. Sehingga, majelis itu berubah nama menjadi pondok pesantren Bidayatussalikin. Pondok ini diresmikan pada tanggal 23 Juni 2003 yang beralamat di Jalan Letkol Subadri, Dusun Kantongan Kulon, Keluarahan Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta.

Karena keterbatasan dana, pada awalnya pondok pesantren ini bangunannya terbuat dari bambu yang sangat sederhana. Namun, dengan modal semangat, ikhlas dan istiqomah, maka dalam kurun waktu pondok pesantren ini berubah dan berkembang menjadi wadah keagamaan yang berfokuskan kepada rehabilitasi penyalahgunaan narkotika dan kenakalan remaja. Dengan demikian, lembaga pondok ini lebih leluasa untuk membina dan menangani santri kearah religus agar supaya tidak terjerumus dari bahaya narkoba.

Profil Pondok Pesantren Bidayatussalikin

Pondok pesantren merupakan suatu lembaga atau institusi pendidikan yang didalamnya sangat kental dengan nuansa keislaman. Mulai dari pendidikan, kebudayaan dan hubungan sosial. Oleh karena itu, pondok sangat berperan dalam pembelajaran dan penyebaran agama Islam, atau dapat disebut ta’lim wa at-tabligh. Maka dari itu, seorang pemimpin pondok pesantren, atau lebih dikenal dengan sebutan “Kiai/Ustad/Murabbi” harus benar-benar dapat membina para muridnya atau santrinya. Sehingga, para santri dapat mengamalkan yang telah diajarkan oleh sang kiai. Dengan demikian, khazanah keislaman tidak akan pernah pudar didunia ini. Dan, hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di pondok pesantren Bidayatussalikin.
Hal itu bermula sejak KH. Abdullah Deny Setiawan Wayoi, S.E, M.PD,  (pengasuh pondok pesantren Bidayatussalikin) bersama para santri mendirikan mushalla kecil diatas air. Mushalla itu terbuat dari bambu. Meskipun berbentuk sangat sederhana, namun itu mempunyai arti yang sangat mendalam bagi pengasuh pondok.
 Latar belakang berdirinya pondok pesantren Bidayatussalikin adalah disebabkan semakin maraknya para pemuda yang terjerumus kedalam narkoba dan kenakalan remaja. Fenomena tersebut sudah tidak menjadi tabu lagi. Tidak adanya rasa malu para pemuda untuk berbuat dosa yang menunjukkan tipisnya iman mereka. Mulai menkonsumsi obat-obatan terlarang, berjudi, sex bebas dan lain sebagainya. Mereka tidak berpikir bahwa perbuatan tersebut dapat merusak fisik dan mental mereka. Terlebih lagi, mereka telah menyia-nyiakan waktu berproses untuk menyongsong masa depan, hingga akhirnya rusaklah masa depan mereka.
 Oleh karena itu, pondok pesantren ini dinamakan “Bidayatussalikin”. Yang berarti, orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan memurnikan penyembahan hanya kepada-Nya saja. Pengambilan nama tersebut dikarenakan KH. Abdullah Deny Setiawan Wayoi S.E, M.PD berharap agar setiap hamba Allah Swt diterangi hatinya. Diluruskan hati bengkok mereka yang disebabkan ketidaktahuan terhadap ilmu tauhid. Sehingga, terjadi penyimpangan-penyimpangan aqidah dan akhlaq, seperti halnya penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja serta maraknya perdukunan yang menjadikan kemusyrikan.
Oleh karena itu, titik fokus berdirinya pondok pesantren Bidayatussalikin ini adalah menangani korban dari para pemuda yang terjerumus kedalam narkoba dan kenakalan remaja. Dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi fisik dan mental para pecandu narkoba. Lebih dari itu, para santri narkoba juga akan dibekali dengan aqidah dan akhlaq sesuai ajaran sunnah rasul, sehingga kelak mereka akan menjadi penerus perjuangan Rasulullah SAW.
Visi pondok pesantren Bidayatussalikin semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT., dan mengharap ridlo-Nya (sebagaimana tercermin dalam sikap tawadlu’, tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT., dalam seluruh aspek kehidupan). Mengimplementasikan tauhid dengan semurni-murninya dengan cara menyembah hanya kepada Allah SWT. saja.Sedangkan misinya mencetak, individu-individu yang berakhlak mulia dan mempunyai kekokohan tauhid. Sehingga, tercipta individu-individu unggul dan berkualitas menuju terbentuknya umat terbaik yang pernah dikeluarkan untuk manusia (khairo ummah).
Ponpes Bidayatussalikin 1

Ponpes Bidayatussalikin 2
1.     Nama Dan Alamat
1.   Nama Lembaga   : Ponndok Pesantren Bidayatussalikin
2.   Alamat Ponpes 1 : Jl. Letkol Subadri Km. 4 Ds. Kantongan Kulon Rt. 06 Rw. 12 Triharjo Sleman Yogyakarta
3.   Alamat Ponpes 2 : Dusun Turgo Tritis, Purwobinangun, Pakem, Sleman
4.   No Telepon          : 081-227-35-111, 081-804-851-117
5.   Nama Pengasuh   : KH. Abdullah Deny Setiawan Wayoi, SE, M.PD
6.   Piagam Ponpes                      : E 06218
7.   Nomor Statistik Ponpes        :  B-1177.1/K.k.12.04/3/PP.007/5/2016
8.   Status Tanah                          : SHM
9.   Akta Notaris                          : No. 131 Tanggal 26 Februari 2015
10.        Pengesahan Kemenkumham : No. AHU-0000285.AH. 01.07. Tahun 2015
2.       Kegiatan
Dalam menjalani pembinaan mental, aqidah dan akhlaq di pondok pesantren Bidayatussalikin, para santri senantiasa digembleng secara kontinyu dengan suasana kehidupan di pondok yang islami menjadi kebudayaan yang kental dengan nilai-nilai keislaman.Pada dasarnya, kegiatan dan aktivitas pembinaan di pondok pesantren Bidayatussalikin terbagi menjadi dua bagian. Pertama, pembinaan di dalam pondok, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a.      Pelaksanaan shalat secara berjamaah
b.     Pembelajaran tentang ibadah amaliyah.
c.      Pengkajian kitab-kitab akhlaq.
d.     Pengkajian kitab-kitab tauhid.
e.      Pengajian Al qur’an
f.      Pengajian kitab-kitab tauhid dan akhlaq
g.     Belajar kelompok
h.     Tahassush
i.       Pendampingan para pengurus, konselor dalam pelatihan ketrampilan.
j.       Dan lain sebagainya
             Kedua, pembinaan santri diluar pondok, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a.      Riyadhoh (latihan yang berkenaan dengan menyatu dengan alam/ kekuasaan Allah SWT).
b.     Terapi dan relaksasi, dan lain sebagainya.