Minggu, 18 Desember 2016

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Bidayatussalikin

Sejarah berdirinya pondok ini ditandai dengan berdirinya suatu perkumpulan pengajian dzikir yang diikuti oleh berbagai kalangan. Baik dari anak-anak, remaja dan orang-orang tua. Mereka berkumpul bersama dalam suaru kecil yang terbuat dari bambu. Surau itu terletak diatas sungai dan diberi nama Dzikrullah at-Taqwa. Majelis tersebut berlokasi di Dusun Jati Rejo Rt. 03, Rw. 21, Kelurahan Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
Fungsi utama dari surau tersebut adalah sebagai sarana pembelajaran ilmu-ilmu agama. Meski bersifat plural, namun pembelajaran ini terarah dan berkesinambungan. Disamping, kegiatan pembelajaran ilmu agama, majelis ini juga dilengkapi dengan kegiatan seni bela diri dan ilmu pengobatan syari’ah.
Seiring waktu, anggota dari majelis itu semakin banyak, sehingga sarana yang ada tidaklah dapat mencukupi kapasitas anggota majelis tersebut. Oleh karena itu, dengan dukungan serta do’a dari para pengurus dan santri juga donatur, maka majelis ini mengepakkan sayapnya, berkembang menjadi pondok pesantren. Sehingga, majelis itu berubah nama menjadi pondok pesantren Bidayatussalikin. Pondok ini diresmikan pada tanggal 23 Juni 2003 yang beralamat di Jalan Letkol Subadri, Dusun Kantongan Kulon, Keluarahan Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta.

Karena keterbatasan dana, pada awalnya pondok pesantren ini bangunannya terbuat dari bambu yang sangat sederhana. Namun, dengan modal semangat, ikhlas dan istiqomah, maka dalam kurun waktu pondok pesantren ini berubah dan berkembang menjadi wadah keagamaan yang berfokuskan kepada rehabilitasi penyalahgunaan narkotika dan kenakalan remaja. Dengan demikian, lembaga pondok ini lebih leluasa untuk membina dan menangani santri kearah religus agar supaya tidak terjerumus dari bahaya narkoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar