Sejarah berdirinya pondok ini ditandai dengan berdirinya
suatu perkumpulan pengajian dzikir yang diikuti oleh berbagai kalangan. Baik
dari anak-anak, remaja dan orang-orang tua. Mereka berkumpul bersama dalam
suaru kecil yang terbuat dari bambu. Surau itu terletak diatas sungai dan
diberi nama Dzikrullah at-Taqwa. Majelis tersebut berlokasi di Dusun Jati Rejo
Rt. 03, Rw. 21, Kelurahan Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
Fungsi utama dari surau tersebut adalah sebagai sarana
pembelajaran ilmu-ilmu agama. Meski bersifat plural, namun pembelajaran ini
terarah dan berkesinambungan. Disamping, kegiatan pembelajaran ilmu agama,
majelis ini juga dilengkapi dengan kegiatan seni bela diri dan ilmu pengobatan
syari’ah.
Seiring waktu, anggota dari majelis itu semakin banyak,
sehingga sarana yang ada tidaklah dapat mencukupi kapasitas anggota majelis
tersebut. Oleh karena itu, dengan dukungan serta do’a dari para pengurus dan
santri juga donatur, maka majelis ini mengepakkan sayapnya, berkembang menjadi
pondok pesantren. Sehingga, majelis itu berubah nama menjadi pondok pesantren
Bidayatussalikin. Pondok ini diresmikan pada tanggal 23 Juni 2003 yang
beralamat di Jalan Letkol Subadri, Dusun Kantongan Kulon, Keluarahan Triharjo,
Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta.
Karena keterbatasan dana, pada awalnya pondok pesantren ini
bangunannya terbuat dari bambu yang sangat sederhana. Namun, dengan modal
semangat, ikhlas dan istiqomah, maka dalam kurun waktu pondok pesantren ini
berubah dan berkembang menjadi wadah keagamaan yang berfokuskan kepada
rehabilitasi penyalahgunaan narkotika dan kenakalan remaja. Dengan demikian,
lembaga pondok ini lebih leluasa untuk membina dan menangani santri kearah
religus agar supaya tidak terjerumus dari bahaya narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar